• Home
  • Twitter
  • Facebook
MENU

Catatan Penulis Jalanan

Menu
Catatan Penulis Jalanan Resensi Tentang Bara dan Dunia Alternatifnya

Tentang Bara dan Dunia Alternatifnya

Resensi


Luka dalam Bara merupakan karya ke sekian dari Bernard Batubara. Karya ini tak bisa dibilang semakin mengukuhkan namanya sebagai salah satu penulis muda yang produktif di Negeri ini. Tak berselang lama dari karya ini dua bukunya telah terbit Metafora Padma dan Elegi Rionaldo dan menjadi perbincangan hangatpara pembaca setianya  di media sosial.

Buku ini bukanlah Novel seperti karya Bara sebelumnya, dalam buku setebal 108 halaman ini lebih bisa dikatakan sebagai kumpulan tulisan atau fragmen. Tulisan yang terkumpul dan kemudian dijadikan buku ini memang pernah dipublikasikan Bara dalam blog pribadinya, setidaknya itu menurut pengakuan sang penulis. Dan dari kumpulan tulisan inilah kita menjadi semakin tahu tentang Dunia Bara, Dunia Alternatif yang diciptakan dari menulis.

Membaca karya-karya Bara sama saja bersiap untuk kita diajak menulis, dan memasuki dunianya. Dunia alternatif bagi Bara adalah dunia menulis. Ia tak bisa lepas dari proses kreatif ini, dan dalam beberapa kalimat yang tertulis di dalam buku ini kita akan banyak menemukan betapa Bara sangat senang akan dunianya, dimana pesan akan menulis membuat buku ini kental akan motivasi darinya yang mana menulis baginya bisa dijadikan pelarian atas segala masalah yang dihadapi.

Dari awal kita sudah disuguhi pertanyaan yang langsung menggiring kita masuk dalam dunianya, pertanyaan darinya yang menjadi titik penentuan bahwa ini buku layak untuk dibaca sampai akhir, Untuk apa Saya menulis? kurang lebih seperti itu. Maka tak heran dari awal kita akan disuguhi kalimat soal menulis, entah itu berupa ajakan, proses kreatif dalam menulis, maupun tokoh yang menjadi panutan dalam dunia alternatif Bara. Dan  sekali lagi inilah yang membedakan Bara dengan penulis muda yang lainnya, yaitu ciri khas yang selalu memberikan motivasi kepada pembaca untuk menulis, artinya tidak hanya sekedar membaca karyanya namun juga mengikuti jejaknya menjadi penulis, saya kira ini menjadi semacam pesan tersembunyi dalam karya Bara yang satu ini.

Tulisan dalam buku ini tak sekedar berbicara soal cinta atau yang sejenisnya, namun merambah hal lain seperti pandangan Bara akan politik, tentang penulis dan juga buku yang menjadi favorit nya dan juga banyak hal lain. Saya membaca karya ini ada satu kesan yang lain bahwa meskipun menuliskan soal cinta namun kalimat dalam buku ini jauh dari kata "Lebay" sehingga saya benar benar bisa menikmati setiap kalimat dalam tulisan ini.

Membandingkan karya Bara dengan Kukila karya Aan Mansyur kita akan melihat dua hal yang sama dari penulis yang berbeda. Keduanya sama-sama berkisah soal cinta, kehilangan, dan juga dunia menulis. Namun ada hal yang membuat karya Bara berbeda dengan Kukila karya Aan Mansyur, jika dalam Kukila kita disuguhi bahasa metafora didalam Luka dalam Bara bahasa yang digunakan adalah apa adanya seolah penulis sedang berbicara kepada kita sendiri, kalimat nya jauh dari bahasa metafora, dan ini sekali lagi menjadi ciri khas tersendiri Bagi Bara.

Jangan berharap kita akan menemukan kisah sedih bercucuran air mata dalam kumpulan tulisan ini, namun yang ada kita akan disuguhi dengan cerita yang indah, ada beberapa adegan dalam kisah ini yang mungkin bertema kesedihan, namun bagi saya itu tidak demikian, lagi-lagi karena bagi saya itulah Dunia Alternatif Bara, dimana disitulah keahlian Bara mengajak kita memasuki dunia nya.

Buku ini sangat cocok dibaca siapapun yang ingin mengetahui bagaimana kita melupakan kesedihan dengan cara lain, yaitu dengan menuliskan perasaan kita agar kesedihan tidak melulu soal meratapi nasib namun kesedihan juga bisa menjadi sarana yang ampuh buat menulis. Dengan membaca buku ini ada hal yang perlu digarisbawahi bawha semua hal yang berkaitan dengan perasaan kita dalam hidup ini biasa menjadi motivasi buat orang lain, dan cara yang digunakan untuk memotivasi itu adalah dengan menuliskannya, seperti yang dilakukan Bara, mengungkapkan perasaan lewat tulisan, menciptakan Dunia Alternatifnya, karena seperti yang digaungkan oleh sastrawan terkemuka yang dimiliki bangsa ini Pramoedya Ananta Toer bahwa "Menulis adalah bekerja untuk Keabadian" hingga penulis bisa hidup selama tulisanya masih ada. Maka bicara Bara dan karyanya berati​ kita siap belajar tentang dunia menulis


NB : Tulisan ini dibuat berdasarkan ingatan karena jatah pinjaman di iJakarta sudah berakhir jadi tidak bisa menyertakan kalimat dalam sebuah halaman

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
Catatan Penulis Jalanan

Catatan Penulis Jalanan

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
0 Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Label

  • Cerpen
  • co
  • Coretan
  • Puisi
  • Resensi

Popular

  • Salamku Padaku Dimasa yang Akan Datang
    Kepada H. Muhammad Imam Farouq dimanapun engkau berada, si tempat terbaik di dunia ini yang telah dipilih Allah untukmu. Assalamual...
  • Karena Saya Lelaki Butuh Pendamping Hidup
    Dahulu saya pernah berpikir andai saya bisa menikah muda, punya keluarga bahagia san punya anak-anak yang lucubdi usia yang masih muda, mel...
  • Andai Aku Bisa Bertemu Dengannya
    Kalau saja bicara soal muslim dan ditanya siapa orang yang ingin saya temui tentu andai bisa saya ingin bertemu dengan Nabi Agung Muhammad,...
  • Hikmah Sebuah Kehilangan
    Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, bahkan anak kecil yang belum baligh akan merasakan kehilangan dan merasakan sed...
  • Sakit #Hari_24 #30HariBercerita
    Satu kali saya masuk rumah sakit. Dirawat beberapa hari dan rasanya sungguh tidak enak. Untungnya sakit yang saya derita bukan macam peny...
  • Meja #Hari_25 #30HariBercerita
    Saya punya ingatan yang begitu membekas tentang sebuah meja. Sewaktu SD saya mendapatkan meja dengan penuh coretan. Coretan itu ada yang ...
  • Celana Jeans #Hari_12 #30HariBercerita
    Begitu melihat orang dewasa memakai celana jeans rasanya sangat gagah dan keren. Begitulah masa kecil saya saat melihat mereka yang mengen...
  • Liburan #Hari_21 #30HariBercerita
    Kalau didunia ini ada orang yang tidak peduli dengan liburan ke luar kota itu adalah saya. Saya paling tidak peduli dengan yang namanya l...
  • Dunia Maya yang Begitu Nyata
    Dunia Maya yang Begitu Nyata
    kompasiana.com Sebagai warga Negara yang kini berprofesi sebagai Petani kentang di Lereng Dieng, kehidupan ini cukup membuatku bahagia....
  • Masjid #Hari_13 #30HariBercerita
    Rumah pertama saya sangat dekat dengan masjid, bahkan saking dekatnya ketika ada suara adzan akan sangat terdengar nyaring. Juga ketika a...

recent posts

Copyright © Catatan Penulis Jalanan All Right Reserved - Created by Rifqi