Satu kali saya masuk rumah sakit. Dirawat beberapa hari dan rasanya sungguh tidak enak. Untungnya sakit yang saya derita bukan macam penyakit yang mengkhawatirkan seperti kanker, jantung, dan penyakit yang begitu mendengar orang akan beristighfar. Saya terkena penyakit yang kata orang desa "bebelen", tidak bisa buang air besar.
Setelah didiagnosa dokter, ternyata asal muasal penyakit saya adalah karena saya terlalu banyak makan buah jambu kluthuk. Buah jambu yang bijinya kecil-kecil. Dan biji itulah yang kemudian mengeras dalam usus saya hingga saluran pencernaan saya terganggu. Bukan main sakitnya saat mau buang air besar tapi tidak keluar, serasa ada yang menonjok diperut ingin keluar tapi di lubang anus ada yang menahan untuk tidak keluar.
Beberapa hari saya terbaring dirumah, dengan berbagai perawatan ala orang desa. Banyak yang menyarankan untuk banyak makan pepaya dan saya lakukan, banyak yang menyarankan untuk minum air putih dan saya lakukan tapi malah kembung dan menambah parah sakit di perut, hingga usulan ekstrem yaitu saat mau bab menaruh batang "dongol" diatas kepala. (Dongol sejenis tumbuhan purba dengan daun panjang seperti kelapa namun daunya seperti membentuk tulang, seperti itu pokoknya).
Setelah saya tidak tahan akhirnya orang tua saya memutuskan untuk membawa saya ke rumah sakit. Dan saya benar-benar harus diopname. Saat itu membayangkan saya masuk rumah sakit saja hati sudah tidak karuan apalagi ini akan menginap dirumah sakit, benar-benar rasanya ingin pulang. Setelah saya ditempatkan dalam sebuah ruangan dengan kapasitas dua orang pasien dokter kemudian datang. Saya diminta melorotkan celana saya dan dokter meminta saya untuk tengkurap. Dan saya melihat semacam suntikan yang besar namun jarumnya juga besar dengan jarum ada bengkokan di ujungnya. Dan dokter memasukkan alat itu kedalam anus saya. Sesaat setelah dokter memasukkan alat tersebut kemudian menyuntikkan sebuah cairan yang dari baunya saya rasa itu semacam cairan sabun. Dan tak berselang lama perut saya mendadak merasakan mulas yang amat sangat hingga hasrat untuk tidak buang air besar tidak bisa ditahan lagi.
Perawat menyediakan pispot agar saya bisa buang air besar ditempat, namun alangkah malunya saya. Mana bisa kegiatan yang seharusnya dilakukan dengan intim dan rahasia harus saya lakukan ditempat itu dengan disaksikan banyak orang. Akhirnya saya memaksakan diri untuk ke kamar kecil. Disitulah kotoran yang sudah beberapa hari akhirnya dipaksa untuk keluar dengan saya sambil merogoh jari untuk mengeluarkan kotoran saya yang berbentuk seperti kotoran kambing.
Setelah itu barulah saya bisa merasakan lega, meskipun saya harus bolak balik kamar kecil beberapa kali hingga membuat saya lemas. Dan setelah beberapa hari dirawat dengan anjuran tidak boleh makan ini itu harus makan menu yang disediakan oleh perawat akhirnya saya boleh pulang dari tempat yang semoga itu menjadi tempat pertama dan terakhir saya merasakan menginap disitu.
Setelah itu selama hidup saya sampai sekarang saya tidak pernah lagi mengalami sakit yang mengharuskan saya untuk dirawat di rumah sakit. Kalaupun saya sakit paling hanya deman, flu, dan sakit gigi. Atau sakit dengan kondisi luka lecet, keseleo atau lainya, yang mana itu bisa diobati dirumah. Dan Alhamdulillah penyakit itu bisa sembuh.
Sakit saya rasa menjadi pelajaran bagi kita semua betapa nikmatnya sehat itu, hingga ada ungkapan gunakan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Sehat merupakan hal paling berharga. Dan saya percaya bahwasanya kesehatan itu mahal harganya.
Wonosobo, 24 Januari 2019
0 Komentar