• Home
  • Twitter
  • Facebook
MENU

Catatan Penulis Jalanan

Menu
Catatan Penulis Jalanan Coretan Belajar Dari Naruto

Belajar Dari Naruto

Coretan
detikbuzz.com
Ketika generasi kekinian lebih menikmati budaya barat dibanding budaya Indonesia, kita patut merasakan galau tingkat Internasional. Budaya Barat dianggap lebih maju dibanding budaya kita yang menurut generasi kekinian tidak modern lagi.
Genersasi sekarang adalah generasi yang akan datang, bahkan kitalah yang diharapkan akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang, dan apa jadinya jika generasi yang akan datang dimpimpin oleh orang yang tidak tahu akan kebudayaan bangsanya dan juga jati diri bangsanya? Malu dong sama Naruto. Kenapa Naruto?
Kita ingat tokoh Naruto, sosok Ninja dari Desa Konohagakure yang bercita-cita menjadi Hokage (Posisi Tertinggi dalam Desa Konoha setara dengan posisi Kazekage, Tsucikage dalam Desa Sekitarnya). Naruto, tokoh fiktif ini, sangat cinta akan Desa Kelahiranya yaitu Konohagakure.
Hal yang sangat menarik dari Naroto adalah kegigihanya dalam mencapai cita-citanya menjadi seorang Hokage. Dengan berlatih keras, Naruto tidak pantang menyerah dan juga selalu memberi semangat kepada orang-orang di sekitarnya.
Meskipun banyak yang menganggap bodoh, kekanak-kanakan, dan juga ceroboh namun semangat Naruto bisa menjadi api penyemangat orang-orang yang ada di sekitarnya, semangat Konohagakure.
Ia akan sangat tersinggung apabila ada yang menganggap remeh Dese Kelahiranya, bahkan akan melawan sampai musuh itu menarik kata-katanya. Bagi Naruto, Konohagakure adalah alasan terbesar dirinya untuk terus berjuang dan belajar.
Belajar dari Naruto saya kira sangat penting di era globalisasi ini. Bukan berarti kita harus belajar dari kartun atau sosok fiksi, namun kita lebih mengambil nilai nasionalisme Naruto akan cintanya terhadap Desa kelahiranya. Namun adakalanya belajar dari Fiksi juga perlu seperti kata Andre Hirata, "Bukankah kehidupan nyata lebih aneh daripada fiksi."
Radikalisme di kalangan pelajar dewasa ini sangat memprihatinkan. Bahkan tindak kekerasan yang dilakukan anak usia pelajar cenderung meningkat, dan itu dilaterbelakangi oleh perilaku meniru yang didapat dari media. Misalnya kekerasan lewat tawuran dan lain sebagainya.
Generasi kekinian nyatanya kurang bisa memilih mana hal yang perlu dicontoh dan mana yang haya perlu dilihat, hingga akhirnya pemahaman mereka terhadap tontonan  salah kaprah dan berujung pada tindakan awut-awutan tak karuan.
Peran lingkungan sangat berpengaruh dalam menetukan perilaku seseorang, hingga benar-benar mampu membentuk karakter pribadinya.
Sudah saatnya kita semua bangkit dan menyadari betapa bangsa ini membutuhkan generasi yang cinta akan tanah air ini. Sudah saatnya generasi muda mulai mengenal Reog agar tidak terjadi perebutan terkait ini milik siapa. Sudah saatnya generasi muda mengenal wayang agar tradisi ini tidak diakui bangsa lain.
Sudah saatnya kita mempelajari sesuatu yang yang ada di kandungan Ibu Pertiwi, sembari kita belajar dari diri sendiri dan orang lain. Akan sangat memalukan apabila kita belajar angklung atau bahasa Jawa dari warga asing. Cintailah Indonesia karena di negeri ini, Anda mau apa semua tersedia
NB : Tulisan ini saya buat dengan emosi karena seorang turis lebih fasih berbahasa Jawa daripada saya.
pernah dimuat di Qureta.com
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
Catatan Penulis Jalanan

Catatan Penulis Jalanan

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
0 Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Label

  • Cerpen
  • co
  • Coretan
  • Puisi
  • Resensi

Popular

  • Salamku Padaku Dimasa yang Akan Datang
    Kepada H. Muhammad Imam Farouq dimanapun engkau berada, si tempat terbaik di dunia ini yang telah dipilih Allah untukmu. Assalamual...
  • Karena Saya Lelaki Butuh Pendamping Hidup
    Dahulu saya pernah berpikir andai saya bisa menikah muda, punya keluarga bahagia san punya anak-anak yang lucubdi usia yang masih muda, mel...
  • Andai Aku Bisa Bertemu Dengannya
    Kalau saja bicara soal muslim dan ditanya siapa orang yang ingin saya temui tentu andai bisa saya ingin bertemu dengan Nabi Agung Muhammad,...
  • Hikmah Sebuah Kehilangan
    Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, bahkan anak kecil yang belum baligh akan merasakan kehilangan dan merasakan sed...
  • Sakit #Hari_24 #30HariBercerita
    Satu kali saya masuk rumah sakit. Dirawat beberapa hari dan rasanya sungguh tidak enak. Untungnya sakit yang saya derita bukan macam peny...
  • Meja #Hari_25 #30HariBercerita
    Saya punya ingatan yang begitu membekas tentang sebuah meja. Sewaktu SD saya mendapatkan meja dengan penuh coretan. Coretan itu ada yang ...
  • Celana Jeans #Hari_12 #30HariBercerita
    Begitu melihat orang dewasa memakai celana jeans rasanya sangat gagah dan keren. Begitulah masa kecil saya saat melihat mereka yang mengen...
  • Liburan #Hari_21 #30HariBercerita
    Kalau didunia ini ada orang yang tidak peduli dengan liburan ke luar kota itu adalah saya. Saya paling tidak peduli dengan yang namanya l...
  • Dunia Maya yang Begitu Nyata
    Dunia Maya yang Begitu Nyata
    kompasiana.com Sebagai warga Negara yang kini berprofesi sebagai Petani kentang di Lereng Dieng, kehidupan ini cukup membuatku bahagia....
  • Masjid #Hari_13 #30HariBercerita
    Rumah pertama saya sangat dekat dengan masjid, bahkan saking dekatnya ketika ada suara adzan akan sangat terdengar nyaring. Juga ketika a...

recent posts

Copyright © Catatan Penulis Jalanan All Right Reserved - Created by Rifqi