Kepada H. Muhammad Imam Farouq
dimanapun engkau berada, si tempat terbaik di dunia ini yang telah dipilih Allah untukmu.
Assalamualaikum Warah Matullahi Wabarakatuh
Salamku kuhaturkan kepadamu diriku dimasa yang akan datang. Semoga engkau dan Istri juga anak-anak mu sehat selalu dan berbahagia selalu.
Saya berharap mimpi indahmu sekarang sudah tercapai, saya berharap engkau benar-benar menjadi pribadi yang baik baik akhlak dan juga ilmu, seperti yang selalu kau doakan dulu.
Apa kabar diriku dimasa depan?
Banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu, terutama tentang doa-doa mu dulu, apakah sudah dikabulkan oleh Allah semuanya, atau baru beberapa yang dikabulkan, kalau masih ada yang belum dikabulkan saya harap kamu tidak lelah berdoa, tetaplah jadi dirimu yang dulu yang tak lupa berdoa setiap selesai sujud lima waktu.
Mengenai keluargamu, bagaimana istrimu apakah dia gadis yang selalu engkau sebut dalam doamu dimana engkau selalu berharap dia adalah gadis yang akan menemani kamu membina keluarga yang engkau impikan, apakah dia benar-benar menjadi istrimu?. Kuharap dia benar-benar menjadi pendamping hidupmu, karena saya tahu betapa engkau sangat mencintai dia, engkau selalu menghormati kesuciannya, tidak pernah engkau menyentuh dia sama sekali, karena kau mempunyai prinsip tidak akan menyentuh dia sebelum ia halal bagimu.
Andai gadis impianmu itu benar-benar menjadi istrimu, sudah berapa anakmu? apakah engkau benar-benar dikaruniai titipan seperti yang dulu kau rencanakan dan kau harapkan, bahwa kau berharap anak pertama lahir seorang perempuan agar dia kelak bisa menjaga adik-adiknya dengan kasih sayang, padahal kebanyakan orang justru berharap agar anak pertamanya adalah laki-laki agar bisa melindungi adik-adiknya dengan kekuatan, tapi kau memilih berharap anak pertamamu seorang perempuan agar dia bisa memiliki kasih sayang seperti gadis impianmu itu, semoga anak pertamamu benar-benar seorang perempuan agar apa yang kau harapkan bisa terwujud. Dan apakah juga anak keduamu laki-laki dan mereka kembar sama seperti harapanmu dulu dan kenapa kau selalu menginginkan anak laki-laki kembar kau selalu berkata "biar ada dua kekuatan yang menjaga Ibu dan Mbaknya", ah aku selalu berharap bahwa doamu dulu menjadi kenyataan, doamu terlalu indah untuk tak dikabulkan.
Apa kabar diriku dimasa depan?
Apakah kau benar-benar bisa melanjutkan kuliah lagi, menggapai cita-citamu yang sempat tertunda karena orang tuamu tak mengijinkan kau meneruskan kuliah, kau harus mengalah dengan tidak bisa kuliah karena orang tuamu menginginkan kau belajar di pesantren. Aku masih ingat kau bahkan sempat menangis karena bersikeras ingin tetap melanjutkan kuliah, tangis yang harus terkalahkan oleh keinginan orang tua yang juga bersikeras tidak merestuimu melanjutkan kuliah, dan drama itu harus berakhir dengan kau tidak meneruskan di pondok pesantren, kau memilih dirumah menjadi apa yang kau mau, banyak temanmu yang bersimpati dan menyuruh kamu minggat dari rumah, namun apa yang ada dipikiran kamu sungguh aneh, kau memilih untuk tetap dirumah padahal hatimu sakit karena kau tidak diijinkan kuliah. Dalam keadaan seperti itu hati kecilmu masih juga menaruh hormat kepada orang tua, kau bisa saja minggat dan melanjutkan mimpimu kuliah, namun pikirmu "apalah artinya ilmu yang akan ku dapat nanti kalau orang tuaku tidak merestui aku pergi kuliah, akan bermanfaatkah ikmuku?", kau masih sempat berpikiran seperti itu. Tak apalah semoga seperti niatmu bahwa dibalik sakit hatimu kau meniatkan untuk berbakti kepada orang tua. Apakah kau masih ingat hal itu diriku?, apakah kini kau sudah bisa melanjutkan kuliah seperti mimpi kamu dulu bahwa kau bertekad melanjutkan kuliah setelah kau menikah? doaku untukmu semoga itu tercapai.
Apa kabar diriku dimasa depan?
Setelah kau lulus dari Aliyah dan kau mencoba masuk ujian ke UI, dan tanpa diduga kau diterima namun kau tidak boleh kuliah oleh orang tuamu apakah semangat belajarmu sirna, kuharap kau tidak berhenti belajar dimanapun kau berada, dan kau masih ingat bahwa kau berpikir setelah kau bisa menerima kenyataan tidak bisa kuliah kau berjanji pada dirimu bahwa kelak anak-anakmu harus bisa kuliah di UI menggantikan cita-citamu yang tak bisa melanjutkan pendidikan ke UI, apakah janjimu bisa dipenuhi, apakah kau mendorong anakmu untuk semangat belajar supaya bisa masuk UI dan kau mendukung sepenuhnya, kuharap janji itu bisa kau penuhi, jangan biarkan anakmu merasakan apa yang kau rasakan, jangan biarkan semangat belajar anakmu harus terhenti karena keinginan kamu, ingat setiap anak punya jalannya sendiri dan kau sebagai orang tua harus bisa mengusahakan yang terbaik untuknya, anak bukanlah buku gambar yang bisa kau coret dengan pensil warna sesuai keinginan kamu, mereka terlalu berharga untuk kau paksa dengan kehendakmu, duhai diriku kuharap kau menepati janjimu yang dulu, karena aku yakin saat anakmu bisa diterima dan masuk di UI saya kira bukan anakmu yang merasakan kebahagiaan, namun kamulah yang paling bahagia karena selain janjimu terpenuhi anakmu juga bisa menggantikan kamu, bisa meneruskan mimpi dan cita-cita kamu yang sempat tertunda dulu.
Apa kabar diriku dimasa depan?
Masihkah kau semangat membaca seperti dulu, apakah kau sudah berhasil menggapai salah satu cita-citamu, menjadi penulis yang karyamu disukai banyak pembaca, diterjemahkan ke banyak bahasa, kau pernah bermimpi seperti itu, kau ingin menjadi Pramoedya, salah satu penulis yang kau kagumi, apakah kau sudah berhasil dengan cita-citamu itu?
Apa kabar diriku dimasa depan?
Sudah sukseskah kamu, dan apakah kau sudah berhasil memberangkatkan kedua orang tuamu berangkat Haji?, kau selalu berdoa diberikan kesuksesan dan kelak kau akan memberangkatkan Haji kedua orang tuamu. Kau bilang bahwa kau akan sangat bahagia andai bisa memenuhi itu dengan keringat kamu, kau bisa memenuhi keinginan terbesar orang tuamu. Mimpimu sama seperti mimpi anak yang lain, yang berharap bisa memberangkatkan Haji kedua orang tuanya. Aku berharap kau selalu berdoa dan tak putus asa berusaha, aku dimasa lalumu masih selalu berdoa hal serupa, karena kita selalu berharap hal yang sama untuk yang satu ini, meskipun kita di dunia yang berbeda, engkau hidup di masa depan, sedangkan aku masih hidup di masa kini, yang nantinya akan menjadi masa lalumu.
Apa kabar diriku dimasa depan?
Kuharap kau masih menyimpan mimpi dan cita-cita kamu, dan semoga kau juga berusaha mewujudkan mimpi dan cita-cita itu. Banyak hal yang ingin kutanyakan kepadamu, namun aku disini hanya bisa berharap kau selalu menjadi pribadi yang penuh semangat, dan jangn pernah menyerah, aku disini akan berusaha mewujudkan itu semua agar kelak engkau dimasa depan bisa merasakan mimpi dan cita-cita itu tercapai.
Salam sukses selalu untukku dimasa depan,
dari masa lalumu
Muhammad Imam Farouq
2 Komentar
Bagus bagus ... Semoga keyakinan itu selalu tumbuh bahkan lebih subur dari sebelumnya ... 😀
BalasDari beberapa tulisanmu (yang nda selesai), tulisan ini kuberi nilai 8,8,8,8 🙊
Balas