Beberapa anak-anak sedang berlarian, memegang payung dan tertawa riang bersama teman-teman yang lainnya. Sesekali mereka yang sedang dalam perjalanan menuju tempat mengaji mencipratkan air yang mengalir melewati kaki mungil mereka kepada temannya yang berada disebelahnya. Melihat itu saya senyum sendiri. Hujan, seperti banyak anggapan orang ternyata memang menyimpan banyak kenangan.
Sudah berapa banyak lagu, puisi, sajak, hingga buku yang ditulis dan itu semua terinspirasi dari satu kata yaitu, hujan. Banyak kalimat yang indah yang bisa dihasilkan dari kata ini. Hujan mampu menjelma menjadi rangkaian kalimat puitis yang indah, juga bisa menjelma menjadi rangkaian kalimat yang menyedihkan.
Sewaktu kecil, saat hujan turun saya dan teman-teman biasanya akan langsung berlarian. Membiarkan tubuh ini tersiram air yang turun dari langit tersebut. Entah mengapa hal tersebut sangat menyenangkan dilakukan, meskipun para akhirnya kami harus dimarahi oleh ibu masing-masing, dan tentunya bagi yang tubuhnya tidak tahan banting akan mengalami demam.
Di berbagai belahan dunia hujan juga mempunyai banyak makna. Ada yang menganggap hujan sebagai pembawa bencana ketika curah hujan yang mengguyur terlalu sering bahkan terlalu lama, hingga menyebabkan banjir. Pada saat demikian hujan tak dapat lagi dirangkai menjadi kalimat yang indah, justru hujan menjadi musibah yang akan membawa kalimat duka. Di beberapa tempat yang sangat kering dan tandus, hujan menjadi dewa yang diharapkan hadir bahkan satu terjatuhnya air menjadi sesuatu yang sangat berharga, hujan menjadi harapan bagi banyak makhluk yang merindukan tetesan air yang membasahi tanah.
Hujan sering kali muncul disertai pelangi. Diwaktu kecil kami sangat percaya bahwasanya pelangi pertanda ada bidadari yang sedang turun dari langit untuk mandi di kali. Hingga dewasa kadang saya merasa bahwa ucapan orang tua tidak selamanya benar, mereka menjadikan omongan untuk kepentingan mereka sendiri, termasuk untuk membodohi atau menakuti kami anak-anaknya.
Sejenak saya kemudian memandangi anak-anak kecil tersebut, kemudian terfikirkan olehku. Apakah apakah yang dulu saya rasakan juga sedang mereka rasakan, dan apakah pikiran saya tentang hujan dimasa kecil dulu juga akan mereka pikirkan kelak sama halnya dengan apa yang sedang saya pikirkan sekarang. Membayangkan itu dan memikirkan pikiran yang sedang saya pikirkan sekarang ternyata juga sama-sama menyenangkan. Kenangan sebarapapun menyakitkan ataupun menyenangkan akan selalu tersimpan dalam memori kita, dan akan muncul dengan sendirinya saat momen yang tepat, muncul tiba-tiba tanpa kita minta. Karena sejatinya kenangan adalah buah kasih Tuhan yang dititipkan sebagai pengingat akan kuasanya.
Wonosobo, 9 Januari 2019
0 Komentar