• Home
  • Twitter
  • Facebook
MENU

Catatan Penulis Jalanan

Menu
Catatan Penulis Jalanan Coretan Yogyakarta #Hari_3 #30HariBercerita

Yogyakarta #Hari_3 #30HariBercerita

Coretan
Entah sudah berapa kali saya mengunjungi kota ini, kota dengan banyak julukan. Setahu saya dan seingat saya pertama kali saya mengunjungi kota ini adalah ketika saya masih kelas TK, dan waktu itu mengunjungi Yogyakarta pertama kali dalam rangka liburan. Atau "lencer" dalam bahasa kami.

Yogyakarta yang saya kenal dulu belum seindah sekarang, dalam arti lebih tertata. Namun disini (tertata) justru membuat kota ini semakin sumpek. Dulu saya merasakan memang sudah banyak kendaraan berlalu lalang di Kota ini, sekarang jangan tanya.

Di kota ini pertama kali pula saya melihat sesuatu bernama kebun binatang, dengan bermacam fauna yang dulu hanya bisa saya lihat di gambar ataupun di televisi, dan di kebun binatang saya bisa melihat secara langsung wujud Kuda Nil, Burung Merak, Onta, dan binatang lainnya. Juga pertama kali saya mengenal dan melihat bianglala atau kami biasa menyebutnya "dermolem". Yogyakarta dalam ingatan masa kecil adalah kota dengan sejuta kesenangan. Sedangkan Jogja dimasa kini adalah kota yang saya kenal dengan kota sejuta ilmu.

Tak aneh rasanya bila kota ini mendapatkan julukan sebagai kota pelajar, selain karena banyak sekolah dan juga universitas yang ada di kota ini, bagi saya Yogyakarta adalah kota sejuta buku, dimana sumber ilmu bisa dengan mudah didapatkan disini. Banyak sekali lapak penjual buku baik baru maupun bekas, toko buku juga banyak tumbuh di kota ini, baik toko buku besar maupun kecil, juga banyaknya penerbit buku yang bermarkas di sini, dari mayor hingga penerbit indie.

Pernah suatu ketika saya diajak seorang teman, tanpa ada janjian terlebih dahulu dan tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan ajakan teman tersebut. Kami meluncur menuju Yogjakarta dengan menggunakan motor, dan alangkah terkejutnya saya ketika ternyata yang dituju adalah sebuah bazar buku. Mungkin bagi pecinta buku Jogja adalah surganya, apalagi ketika ada bazar seperti itu, dimana harga buku bisa sangat miring dari harga aslinya, dan itulah hal paling saya suka dari Jogja, banyaknya even bazar buku.

Banyak tempat yang bisa dikunjungi di Yogyakarta, baik itu obyek wisata dengan menonjolkan keindahan alam, ataupun dengan wahana permainan yang menarik, juga tentunya wisata kuliner yang tidak bisa dilewatkan, juga banyaknya spot foto kekinian yang berkembang seiring berjalannya waktu. Namun, bagi saya Jogja tak ubahnya tempat paling asyik untuk menjelajahi tempat yang berhubungan dengan dunia literasi.

Malioboro dengan banyaknya pedagang yang berjejer di sepanjang jalan, dengan musisi jalanan yang banyak bisa kita jumpai, juga dengan banyaknya tempat menarik untuk dikunjungi. Namun Malioboro juga menjadi slogan yang unik bagi para wisatawan yang datang. Banyak anggapan yang mengatakan bahwa belum sah berkunjung ke Yogyakarta kalau belum bertualang ke Malioboro. Entah itu benar apa tidak, bagi saya Malioboro penuh dengan kenangan, disepanjang jalan dapat saya lihat keramahan orang-orang Jogja, budaya diskusi yang banyak dilakukan pelajar di pinggir jalan, musisi yang dengan asyik memainkan alat musiknya, para turis yang berlalu lalang, dan bahkan lampu jalan yang menyala dimalam hari pun bagi saya menyimpan kenangan yang terlalu indah.

Saya percaya Jogyakarta tak akan pernah redup oleh gemerlap tempat lain, ia akan selalu berubah mengikuti perubahan jaman, namun saya juga selalu berharap Yogyakarta tak akan kehilangan identitasnya, juga tidaklah kehilangan unsur budaya dan akar sejarahnya.

Wonosobo, 3 Januari 2019

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Share on LinkedIn
Catatan Penulis Jalanan

Catatan Penulis Jalanan

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
0 Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Label

  • Cerpen
  • co
  • Coretan
  • Puisi
  • Resensi

Popular

  • Salamku Padaku Dimasa yang Akan Datang
    Kepada H. Muhammad Imam Farouq dimanapun engkau berada, si tempat terbaik di dunia ini yang telah dipilih Allah untukmu. Assalamual...
  • Karena Saya Lelaki Butuh Pendamping Hidup
    Dahulu saya pernah berpikir andai saya bisa menikah muda, punya keluarga bahagia san punya anak-anak yang lucubdi usia yang masih muda, mel...
  • Andai Aku Bisa Bertemu Dengannya
    Kalau saja bicara soal muslim dan ditanya siapa orang yang ingin saya temui tentu andai bisa saya ingin bertemu dengan Nabi Agung Muhammad,...
  • Hikmah Sebuah Kehilangan
    Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan, bahkan anak kecil yang belum baligh akan merasakan kehilangan dan merasakan sed...
  • Sakit #Hari_24 #30HariBercerita
    Satu kali saya masuk rumah sakit. Dirawat beberapa hari dan rasanya sungguh tidak enak. Untungnya sakit yang saya derita bukan macam peny...
  • Meja #Hari_25 #30HariBercerita
    Saya punya ingatan yang begitu membekas tentang sebuah meja. Sewaktu SD saya mendapatkan meja dengan penuh coretan. Coretan itu ada yang ...
  • Celana Jeans #Hari_12 #30HariBercerita
    Begitu melihat orang dewasa memakai celana jeans rasanya sangat gagah dan keren. Begitulah masa kecil saya saat melihat mereka yang mengen...
  • Liburan #Hari_21 #30HariBercerita
    Kalau didunia ini ada orang yang tidak peduli dengan liburan ke luar kota itu adalah saya. Saya paling tidak peduli dengan yang namanya l...
  • Dunia Maya yang Begitu Nyata
    Dunia Maya yang Begitu Nyata
    kompasiana.com Sebagai warga Negara yang kini berprofesi sebagai Petani kentang di Lereng Dieng, kehidupan ini cukup membuatku bahagia....
  • Masjid #Hari_13 #30HariBercerita
    Rumah pertama saya sangat dekat dengan masjid, bahkan saking dekatnya ketika ada suara adzan akan sangat terdengar nyaring. Juga ketika a...

recent posts

Copyright © Catatan Penulis Jalanan All Right Reserved - Created by Rifqi